Sebuah puisi dari masa lalu

Jumat, 20 April 2012

*Puisi ini ditulis oleh nona Yo setahun yang lalu, tepatnya 13 Mei 2011
  waktu itu adalah saat-saat terberat bagi nona Yo, masa-masa transisi dari dunia kuliah ke dunia kerja..
  mari kita nikmati kegundahannya...


HARI TERAKHIR


Masih berjalan mengarungi waktu yang panjang
Menangisi siang dan menertawai malam
Mencari kebahagiaan yang tak kunjung datang
Dan kegelisahan yang semakin mencekam

Kemanakah aku akan mencari lagi
setelah cahaya lenyap dari muka bumiku yang kini murka terhadap dirinya sendiri?
Kemanakah aku harus bersembunyi lagi
setelah setiap ruang menutup diri untuk keselamatannya sendiri?
Kemanakah aku kini
setelah semut pun tak menganggap aku manusia lagi?

Menangis bukan aku karena untuk itu aku tak mampu lagi.
Bagiku tidak ada lagi siang…
Tertawa kulakukan dengan akhir tenagaku,
Karena aku tidak ingin mereka tertawa karena kebodohanku sendiri.
Biarlah aku terangkat oleh aku dihariku yang terakhir.

Bagimu yang masih memiliki siang dan malam,
bangkitkanlah harapanmu sendiri,
bangunlah rumah untuk kehidupan kokoh yang kau damba.
Dan percayalah pada benih kebaikan yang mengharuskanmu menaburnya sendiri
Agar tidak ada lagi semut yang tertawa pada manusia….



4 komentar:

Ririn Hutagalung mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Nona Yo mengatakan...

Itu karna derita menunggu SK rhyn...

Nona Yo... bagus kan nama baruku..

;)

AGUSMANTO HUTAURUK mengatakan...

Ini namanya Puisi ya???

Nona Yo mengatakan...

Nggak.

Posting Komentar